NEBULIZER mungkin menjadi alat wajib yang dimiliki para orangtua yang masih memiliki anak kecil. Biasanya, nebulizer digunakan sebagai solusi terakhir, jika batuk pilek anak tidak juga reda.
Banyak yang percaya, jika si kecil menghirup uap obat dari nebulizer, maka akan lebih cepat sembuh dari sakitnya. Padahal, nebulizer tidak boleh digunakan sembarang waktu.
Spesialis Anak dr Eugenia Pertami, SpA menegaskan, batuk adalah suatu respon normal pada anak, sama halnya saat bersin dan produksi lendir berlebihan. Tidak semua batuk dan pilek harus diuap. Indikasi yang diperbolehkan uap itu pada kasus serangan asma.
"Ketika asma terjadi penyempitan saluran napas, gunanya dari obat uap (inhalasi) fungsinya melebarkan saluran napas," ucap Dokter Tami.
Kalau tidak terjadi serangan asma, biasanya dokter memberikan nasal spray. Nah, saat terjadi serangan asma barulah dokter menyarankan untuk memakai nebulizer. Dia menambahkan, kalau anak mengalami batuk tanpa ada penyempitan saluran napas, biasa tidak perlu diuap. Karena ada efek sampingnya yang bisa dialami si kecil saat diuap.
Meskipun mampu melegakan saluran napas, di sisi lain saat anak diuap, organ tubuh lainnya bisa mengganggu. Misalnya terjadi kontraksi pembuluh darah, gangguan organ jantung, hingga tekanan mata bertambah. "Karena pembuluh darah kontraksi atau menyempit, jadi gampang deg-degan gelisah, juga tekanan bola mata meningkat," ungkapnya.
Artikel ini bersumber dari : http://lifestyle.okezone.com/read/2020/10/05/612/2288683/tak-perlu-pakai-nebulizer-kecuali-anak-tunjukkan-gejala-asma
0 Comments