JAKARTA - Pandemi COVID-19 berimbas pada penghentian aktivitas masyarakat di beberapa lini. Tak terkecuali aktivitas seni rupa yang pada akhirnya membuat para seniman dan komunitas pelukis mengalami kesulitan finansial.
Berkaca pada kondisi itu, Clarine Winarta, siswi kelas 12 yang juga pencinta seni menggagas sebuah kegiatan non-profit bernama Stork Project. Program yang mulai beroperasi sejak Juni 2020 itu, menjadi wadah bagi seniman untuk dapat bertahan hidup di tengah pandemi.
“Ide untuk menolong seniman-seniman ini berawal dari passion saya untuk dunia seni. Dan pada dasarnya, banyak orang kesulitan mempertahankan hidup akibat pandemi,” ungkapnya saat dihubungi Okezone melalui pesan singkat, Sabtu (24/10/2020).
Lewat program tersebut, Clarine berkolaborasi dengan sederet seniman yang dia kenal lewat guru lukisnya saat masih duduk di sekolah dasar. Bersama mereka ‘melukis’ lewat berbagai media, mulai dari kaos, celemek, hingga tote bag.
Stork Project alias Proyek Bangau, mengusung filosofi tersendiri. Burung bangau yang dianggap sebagai lambang pembawa berkah, diharapkan dapat memberikan berkah pada para seniman di masa sulit seperti saat ini.
Berbekal filosofi tersebut, Stork Project berhasil menjual 120 kaos, 40 celemek, dan 60 tas. Sementara untuk harga, berkisar Rp350.000 untuk kaos, Rp600.000 untuk celemek, dan Rp500.000 untuk tote bag.
Baca juga: Ngobrol Seni Bareng Didik Nini Thowok
Artikel ini bersumber dari : http://celebrity.okezone.com/read/2020/10/24/33/2298962/stork-project-bantu-seniman-bangkit-dari-kesulitan-hidup-di-tengah-pandemi-covid-19
0 Comments